
Pemilih Pemula Belajar Tolak Politik Uang
Kab-jepara.kpu.go.id – Menjadi pemilih cerdas berarti menolak segala bentuk praktik politik uang. Pesan itu disampaikan Anggota KPU Kabupaten Jepara Muhammadun saat menjadi narasumber dalam kegiatan Pendidikan Pemilih Segmen Pemilih Pemula di MA Walisongo Pecangaan, Selasa (21/10/2025).
Kegiatan tersebut diikuti oleh siswa-siswi MA Walisongo Pecangaan yang sebagian besar merupakan pemilih pemula dan belum berusia 17 tahun. Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan yang bertujuan memberikan pemahaman dasar tentang pentingnya partisipasi dalam pemilu yang jujur, adil, dan berintegritas. Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Muhammadun, anggota KPU Kabupaten Jepara, serta Aris Fakhrudin, guru MA Walisongo.
Muhammadun memberikan tes awal dengan cara para siswa menuliskan hal hal terkait apa itu politik uang, pernahkan mendengar istilah politik uang di tengah masyarakat, serta bagaimana sikap para siswa tersebut terhadap praktik politik uang. Mereka menuliskan sesuai dengan pengalaman pribadi. Kemurnian mereka dalam menuangkan gagasan dan sikap menjadi bahan diskusi utama. “Tes di awal diskusi ini untuk melihat sejauh mana pengetahuan para siswa terhadap politik uang. Banyak di antara mereka sudah mengetahui secara sederhana politik uang. Yang paling menarik adalah sikap. Meskipun ada sebagian yang belum pernah menjumpai praktik tersebut, namun secara sikap mereka tegas untuk menolaknya karena merusak demokrasi dan mencederai azas kejujuran dan keadilan dalam pemilu,” ungkap Muhammadun.
Dalam paparannya, Muhammadun menyampaikan bahwa politik uang merupakan ancaman bagi kualitas demokrasi. Ia menekankan bahwa memilih pemimpin seharusnya didasarkan pada visi, integritas, dan kemampuan calon, bukan karena imbalan materi. “Politik uang bukan hanya merusak proses demokrasi, tetapi juga mencederai nilai-nilai moral dan tanggung jawab warga negara,” ujarnya.
Lebih lanjut Muhammadun menjelaskan tentang nilai-nilai dasar demokrasi, hak dan kewajiban pemilih, serta pentingnya berpartisipasi secara sadar dalam pemilu. Ia mengajak para siswa untuk menumbuhkan sikap kritis terhadap informasi politik serta bijak dalam menentukan pilihan.
“Pemilih pemula memiliki peran besar dalam menentukan masa depan bangsa. Karena itu, harus mulai dibiasakan bersikap jujur, berani menolak politik uang, dan memilih berdasarkan hati nurani,” tambahnya.
Kegiatan berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab. Para siswa aktif bertanya seputar peran KPU hingga dampak politik uang terhadap hasil pemilu. Melalui kegiatan ini, diharapkan para pemilih muda memahami bahwa partisipasi mereka tidak hanya penting untuk angka partisipasi, tetapi juga untuk menjaga kualitas demokrasi.
Sementara itu Aris Fakhrudin banyak mengupas seputar pentingnya kesadaran pemilih pemula dalam memahami haknya, salah satunya hak untuk memilih. Ia mengupas program yang saat ini sedang dilaksanakan KPU, yakni memutakhirkan data pemilih secara berkelanjutan (PDPB). “Perlu peran aktif para siswa, terutama yang sudah berusia 17 tahun untuk memberikan masukan kepada KPU, bahwa ia sudah memenuhi syarat sebagai pemilih. Apalagi KPU memberilkan layanan secara mudah secara daring, disertai bukti data kependudukan. Dengan keaktifan soswa melaporkan diri ke KPU, maka KPU akan memvalidasinya dan mendatanya sebagai pemilih,” kata Aris Fakhrudin. (kpujepara)