Berita

Literasi Jadi Salah Satu Pintu Partisipasi Santri dalam Berdemokrasi

Kab-jepara.kpu.go.id – Para santri memiliki peran startegis untuk mengisi ruang-ruang partisipasi di tengah perjalanan demokrasi. Literasi di berbagai bidang, menjadi salah satu pintu masuk upaya memperkuat santri dalam mengisi berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal itu disampaikan anggota KPU Kabupaten Jepara saat menjadi narasumber dalam Memperkuat Literasi Santri, sebuah Refleksi Memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Pondok Pesantren Walisanga, Pecangaan, Jepara, Minggu (17/8/2025) malam.
Kegiatan yang diikut semua santri setempat tersebut dibuka pengasuh Pondok Pesantren Walisanga KH Adib Khoiruzzaman, dan dihadiri para guru. “Kegiatan ini menjadi refleksi bagi kalangan santri, untuk terus memperkuat kapasitasnya. Setelah keluar dari pondok dan terjun ke masyarakat, ada ruang partisipasi yang strategis bagi kalangan santri,” kata Adib Khoiruzzaman.
Ia menjelaskan, para santri di Pesantren Walisanga selain berasal dari Jepara, juga banyak yang dari luar daerah, termasuk luar provinsi, seperti Pangkalan Bun (Kalimantan Tengah), dan juga Atambua (Nusa Tenggara Timur). Ia mendorong santri untuk bersungguh-sungguh dalam belajar, dan kelak dapat berpartisipasi aktif di tengah masyarakat.
Sementara itu Muhammadun memberikan penggalan-penggalan sejarah perjalanan bangsa, baik sebelum kemerdekaan saat Nusantara masih dalam era kerajaan-kerajaan yang silih berganti, era kolonialisme, hingga pascakemerdekaan Republik Indonesia. Ia juga mengulas bagaimana peran santri dalam mengantarkan kemerdekaan RI bersama komponen bangsa yang lain, serta mempertahankan kemerdekaan dengan sejarah Resolusi Jihad 22 Oktober 1945. “Generasi muda perlu memahami sejarah-sejarah yang pokok terkait perjalanan bangsa ini, sebagai pijakan pengetahuan dalam mengisi kemerdekaan. Penting pula menguatkan literasi, untuk memperkuat kapasitas santri agar bisa berpartisiasi di banyak dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata dia.
Muhammadun juga menjelaskan perjalanan demokrasi di Indonesia, di antaranya dengan penyelenggaraan pemilu dan pilkada setiap lima tahun sekali. “Dalam waktu yang tak lama lagi, para santri yang saat ini sedang menguatkan kapasitas diri di pesantren, akan menjadi bagian penting dari perjalanan demokrasi, baik sebagai pemilih, penyelenggara, maupun peserta pemilu. Ada tanggung jawab bersama agar perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi lebih maju dan berkualitas dan itu membutuhkan peran strategis generasi muda,” kata Muhammadun. (kpujepara)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 39 kali