
Mahasiswa Dituntut Ambil Peran Penting dalam Menyukseskan Pemilu
Kab-jepara.kpu.go.id - Mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang menyandang berbagai mandat di pundaknya, yakni mandat moral, mandat sosial dan mandat intelektual. Sebagai kelompok intelektual, mahasiswa juga menyandang peran sebagai kelompok social control, agent of change, dan juga iron stock atau kelompok yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan generasi sebelumnya.
Dengan menyandang berbagai atribut tersebut, sudah sewajarnya mahasiswa diharapkan mampu mengambil peranan penting untuk mengawal Pemilu 2024 agar demokratis dan berintegritas. Hal tersebut disampaikan Ketua KPU Jepara Subchan Zuhri ketika menjadi narasumber dalam webinar yang diselenggarakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, Rabu (22/6/2022).
Subchan menjelaskan, mahasiswa bisa mengambil peran di berbagai ruang penting dalam Pemilu 2024 nanti. “Pemilu ini banyak ruang strategis yang bisa dijalankan. Bisa mengambil peran sebagai penyelenggara pemilu, bisa juga menjadi pesertanya, atau di wilayah menjadi kelompok pematau pemilu. Semuanya baik, asalkan dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan berintegritas,” katanya.
Di ruang penyelenggara pemilu, lanjutnya, ada KPU, Bawaslu dan DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu). “Karena saya sebagai KPU, maka saya jelaskan kebutuhan penyelenggara pemilu yang bisa isi adalah PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan), PPS (Panitia Pemungutan Suara) atau KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara di tingkat TPS). Di Bawaslu juga demikian, ada pengawas di tingkat kecamatan, desa/kelurahan dan di TPS,” terangnya.
Dalam ruang penyelenggaraan pemilu ini, Subchan menjabarkan bahwa kebutuhan personel penyelenggara Pemilu 2024 sangat banyak. Butuh puluhan ribu orang untuk mengisi kebutuhan PPK di kecamatan, PPS di desa/kelurahan, sampai KPPS di setiap TPS. “Dan kelompok mahasiswa saya pikir perlu mengambil peran itu (sebagai penyelenggara). Sebab mahasiswa saya anggap punya kemampuan dari sisi kapasitas dan pengalamannya,” katanya.
Namun demikian, jika ada mahasiswa yang menentukan pilihan sebagai peserta pemilu, baik sebagai calon DPD, DPR, maupun DPRD juga bukan merupakan pilihan yang salah. Menjadi peserta pemilu juga sama sama punya andil dalam menuwudkan pemilu kita yang demokratis. “Menjadi penyelenggara pemilu maupun menjadi pesertanya sama-sama baik. Yang tidak baik itu kalau menggabungkan keduanya. Misalnya menjadi penyelenggara yang memihak ke salah satu peserta pemilu,” jelasnya.
Kemudian, pilihan peran yang lain adalah menjadi kelompok pemantau. Wilayah ini juga penting untuk diisi oleh para mahasiswa. Kehadiran pemantau pemilu diyakini akan turut menetukan kualitas demokrasi dalam Pemilu 2024 nanti. “Jadi sebagai mahasiswa tentu jangan puas hanya menjadi pemilih yang hanya menunggu saat hari pemungutan suara saja. Tetapi perlu memerankan fungsinya sebagai agen perubahan, sebagai kontrol sosial maupun sebagai penerus estafet kepemimpinan bangsa ini,” terang subchan.
Webinar yang dimulai pukul 20.00 tersebut berjalan selama dua jam sampai pukul 22.00 dengan tiga narasumber. Selain dari Ketua KPU Jepara juga ada dari anggota Bawaslu Jepara Kunjariyanto dan satu narasumber dari pengurus cabang PMII Jepara, Syahrul Juniar S.
Ketua PMII Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Saiful Anwar mengatakan, webinar dengan tema “Peran Mahasiswa dalam Mengawal Proses Demokrasi di Pemilu 2024’ ini diharapkan bisa membangkitkan motivasi mahasiswa untuk berkontribusi dalam pemilu 2024. Pemilu 2024 ini merupakan momentum yang tepat untuk ajang pembuktian peran mahasiswa sebagai agen perubahan dan kontrol sosial. (kpu Jepara)