Representasi Perempuan di Kancah Politik Butuh Diperjuangkan.
Kab-Jepara.kpu.go.id. – Komisi Pemilihan Umum (KPU) mendorong keterwakilan perempuan dalam memasuki dunia politik. Hal itu disampaikan Siti Nurwakhidatun, anggota KPU Kabupaten Jepara Divisi Teknis Penyelenggara dalam kegiatan Latihan Kader Dasar (LKD) Pimpinan Cabang Fatayat NU yang bertempat di SDIT Al Anwar Mayong, Sabtu (26/9). Kegiatan tersebut dihadiri oleh kader segmentasi pimpinan anak cabang Fatayat NU Kecamatan Mayong.
“Perempuan harus memiliki kemauan untuk mau terjun ke kancah politik,” ujar Siti Nurwakhidatun. “Dengan menduduki jabatan-jabatan strategis aspirasi perempuan akan lebih terkomodasi,” imbuhnya. Siti juga menyampaikan bahwa representasi perempuan di DPRD Jepara masih rendah. “Dari daftar calon tetap yang berjumlah 220 hanya tujuh yang bisa mendapatkan kursi,” ujar Siti. “Keterwakilan perempuan dalam parlemen masih rendah disebabkan karena tingkat kesadaran perempuan untuk terjun ke dunia politik juga rendah. Hal tersebut karena anggapan bahwa politik adalah dunia yang maskulin," lanjut dia.
Dalam kesempatan yang sama Siti Nurwakhidatun memberikan pesan agar perempuan terus memperkuat kapasitas diri. “Hal ini supaya perempuan memiliki kapasitas yang memumpuni dan memiliki daya saing untuk masuk ke posisi-posisi strategis di dunia politik,” ujar Siti.
Ia menyatakan demokrasi tidak akan berjalan jika perempuan tidak dilibatkan. Di Jepara, berdasar dari DPT 2019 terdapat sejumlah 876.490 pemilih yang mana jumlah pemilih perempuan mencapai 438.948 yaitu lebih dari lima puluh persen. Oleh karenanya perempuan harus memiliki kemauan dan semangat untuk mau berpartisipasi ke kancah politik sehingga dapat memperjuangkan kepentingan perempuan.
Terdapat dinamika pertanyaan dari peserta yang muncul dalam kesempatan itu yaitu seberapa besar urgensinya perempuan masuk ke kancah politik dan berbagai kendala yang ada yang membuat keterwakilan perempuan di kancah politik masih rendah.
Siti Nurwakhidatun menyampaikan pentingnya perempuan masuk ke kancah politik karena terdapat posisi-posisi strategis di pemerintahan maupun parlemen yang mampu menghasilkan kebijakan-kebijakan yang dapat mengakomodasi kebutuhan perempuan.
“Di Indonesia budaya patriarki sangat terasa dampaknya,” ujar Siti. Banyak stigma negatif mengarah ke perempuan yang akan masuk ke kancah politik. “Butuh keberanian serta kesadaran dari diri sendiri untuk mau masuk ke dunia politik,” kata Siti Nurwakhidatun. “Hal ini juga butuh dukungan kita dan perjuangan kita bersama agar keterwakilan perempuan di politik dapat meningkat,” ujar Siti. (kpujepara)
                           
                           
                           
                        
