Berita

Partisipasi di Pemilu Menjadi Keharusan

Kab-jepara.kpu.go.id – Partisipasi dalam pemilu, dari sudut pandang tertentu, disebut sebagai keharusan. Hal itu jika partisipasi dipandang sebagai syarat terwujudnya kelancaran terselenggaranya pemilu yang bermartabat untyuk memilih para pemimpin.

Hal itu dikemukakan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (Fadakom) Unisnu Kabupaten Jepara Abdul Wahab saat menjadi narasumber dalam kegiatan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih di Gedung Perpustakaan Unisnu lantai 3, Kamis (27/10/2022). Acara bertema Partisipasi Mahasiswa di era Digital dalam Pemilu 2024 tersebut diselenggarakan KPU Kabupaten Jepara dengan menggandeng Fadakom Unisnu. Sekitar 100 mahasiswa mengikuti kegiatan itu.

Selain Abdul Wahab, narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia (SDM) KPU Kabupaten Jepara Muhammadun.

Abdul Wahab mengatakan, pemilu adalah sarana untuk memilih para pemimpin yang kelak akan mengelola pemerintahan, baik di eksekutif maupun legislatif. “Memilih pemimpin yang adil itu wajib. Pemilu adalah sarana untuk memilih pemimpin tersebut. Jika partisipasi dipandang sebagai salah satu dimensi keberhasilan pemilu, maka partisipasi menjadi keharusan,” kata Abdul Wahab.

Ia mengungkapkan, partisipasi menrupakan salah satu barometer budaya politik suatu masyarakat. Karena itu ia mendorong mahasiswa untuk bisa terlibat secara aktif dalam Pemilu 2024 mendatang.

Sementara itu Muhammadun menjelaskan posisi strategis mahasiswa pada Pemilu 2024 mendatang. Mereka yang baru saja menjadi mahasiswa, kata Muhammadun, sebagian besar akan menjadi pemilih pemula di Pemilu 2024. Masuk sebagai generasi Z, jumlah mereka cukup signifikan, sekitar 30 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Mengutif riset yang dilakukan IDN research pada triwulan pertama 2022, sebanyak 77 persen dari generasi Z memiliki optimisme terhadap kondisi bangsa Indonesia akan membaik. Mereka juga beranggapan sistem politik di Indonesia membaik dan akan membawa bangsa bergerak maju. Kondisi demokrasi di Indonesia menjadi satu dari tujuh alasan pandangan optimisme itu.

Meski demikian, kata Muhammadun, problematika generasi Z yang akan menjadi pemilih pemula seperti kerawanannya dijadikan sebagai objek atau potensi apatismenya, menjadi tantangan yang harus dipecahkan. “Keaktifan mahasiswa untuk terlibat dalam berbagai langkah perbaikan kondisi bangsa, salah satunya melalui kehidupan berdemokrasi, sangat penting. Generasi baru demokrasi kita mesti sering berdialog dengan zaman untuk mendapatkan keyakinan bahwa mereka menjadi bagian dari solusi perbaikan dan kemajuan demokrasi di Indonesia,” kata Muhammadun. (kpujepara)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 83 kali