.jpg) 
                  KPU Isi Ruang Literasi Elektoral Penyelenggaraan Pilkada 2020
Kab-jepara.kpu.go.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) meluncurkan dan membedah buku Dinamika Pemungutan dan Penghitungan Suara di Tengah Pandemi (Mengawal Keselamatan Rakyat dan Kualitas Demokrasi), Senin (4/10). Acara ini diikuti secara daring oleh 11 KPU kabupaten/kota se Jawa Tengah dan Bawaslu se-Jawa Tengah. Dari KPU Jepara hadir Ketua KPU Jepara Subchan Zuhri dan anggota KPU Jepara Divisi Teknis Penyelenggara Siti Nurwakhidatun.
Ketua KPU RI Ilham Saputra secara resmi meluncurkan buku Dinamika Pemungutan dan Perhitungan Suara di Tengah Pandemi. Ilham mengapresiasi langkah KPU Jawa Tengah dapat menghadirkan buku yang memuat dinamika penyelenggaraan pemilu di tengah pandemi. “Buku ini merupakan warisan yang merekam penyelenggaraan pilkada 2020 di tengah masa pandemi,” ujar Ilham Saputra. “Hal ini dapat menjadi acuan dan langkah evaluatif dalam pelaksanaan pemilu dan pilkada di tahun 2024 nanti,” lanjut Ilham.
Pelanggaran protokol kesehatan masih terjadi dalam realitas pilkada 2020. Butuh kolaborasi bersama antara penyelenggara pemilu, pemerintah, DPR sampai konstestan untuk mengevaluasi hal ini. Ilham juga mengungkapkan bahwa dalam pilkada 2020, KPU telah menempuh inovasi dengan hadirnya Sirekap. “Sirekap merupakan inovasi penting untuk menjawab permasalahan di masa pandemi,” ungkapnya.
Yulianto Sudrajat, ketua KPU Jawa Tengah menyampaikan bahwa buku tersebut akan memberikan gambaran secara utuh dinamika pemungutan suara di tengah pandemi. “Segala catatan dalam pelaksanaan terukir di dalam buku ini,” kata dia. Berbagai tantangan harus dijawab KPU sebagai penyelenggara pemilu untuk menyesuaikan setiap tahapan agar sesuai dengan protokol kesehatan. “Buku ini hadir untuk mengisi masa post-electoral, sehingga penyelenggaraan pemilu selanjutnya dapat lebih optimal,” terang Yulianto.
Titi Anggraini, Dewan Pembina Perludem hadir sebagai narasumber. Titi menyampaikan bahwa hadirnya buku ini merupakan keniscayaan. “Buku ini menjadi sentral dalam perjalanan sejarah elektoral. Proses pungut hitung hingga rekapitulasi pada pilkada 2020 tertulis secara komprehensif dalam buku ini,” tandasnya. Titi menerangkan bahwa pemilu harus dipahami secara utuh bukan hanya saat tahapan penyelenggaraan saja. “Pemilu merupakan rangkain proses yang komprehensif,” terang Titi. Terdapat masa pre-electoral, electoral, dan post electoral. Buku ini berkontribusi besar mengisi masa post-electoral. “Dua sisi strategis hadir dalam buku ini sebagai upaya untuk mereformasi kepemiluan di masa yang akan datang,” terang Titi. “Kritik diri dan review dari KPU sebagai penyeleggara menjadi dua sisi strategis itu,” imbuhnya.
Titi Anggriani mengungkapkan buku secara nyata menggambarkan KPU selaku penyelenggara pemilu mampu menjawab tantangan terhadap dinamika yang terjadi dimasa pandemi. “Selain itu buku ini kaya akan fakta empirik yang menceritakan seluk beluk teknis dengan segala dinamikanya dalam kaca mata KPU sebagai implementator,” terang Titi Anggraini (kpujepara)
                           
                           
                           
                        
