
Butuh Partisipasi Perempuan dalam Pendidikan Demokrasi di Era Digital
Kab-jepara.kpu.go.id – Partisipasi perempuan dalam memberikan literasi berdemokrasi sangat dibtuuhkan di era digital seperti sekarang ini. Melalui organisasi perempuan, langkah-langkah nyata dalam meberikan edukasi ke pemilih sangat penting sebagai Upaya untuk memajukan mutu demokrasi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jepara bersinergi dengan Pimpinan Cabang Fatayat, sebuah organisasi otonom di bawah NU untuk terus meningkat peran strategis Perempuan, khususnya kepada kader-kader internalnya. Hal itu dikemukakan Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Kabupaten Jepara Muhammadun dalam sesi pendidikan pemilih segmen perempuan bertema Demokrasi di Tengah Kultur Digital di Gedung MWC NU Keling, Minggu (19/10/2025). Kegiatan tersebut diikuti 100 kader Fatayat perwakilan dari 10 ranting (tingkat desa) se-Kecamatan Keling. Selain Muhammadun, narasumber kegiatan tersebut adalah Sekretaris PC Fatayat NU Kabupaten Jepara Dian Fahlevi. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari perjanjian kerja sama di bidang pendidikan pemilih yang dijalin KPU Kabupaten Jepara dengan PC Fatayat NU Jepara. Muhammadun mengapresiasi kerja sama kedua belah pihak yang berjalan produktif dalam kegiatan pendidikan pemilih. Organisasi Fatayat dengan anggota puluhan ribu dengan jaringan organisasi sampai ke tingkat desa/kelurahan, terus menjadi mitra KPU dalam pendidikan pemilih. “Implementasi kerja sama ini tidak hanya di saat tahapan pemilu maupun pilkada, namun juga saat nontahapan tetap berjalan,” kata Muhammadun. Saat tahapan pilkada, kader-kader di desa dari Fatayat itu juga aktif berbaprtipasi, salah satunya dengan menjadi badan adhov penyelenggara pemilu/pilkada di level kecamatan, desa/kelurahan, maupun di TPS dengan menjadi Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). “Kerja sama pendidikan pemilih ini kami harapkan terus berlanjut, berjalan efektif, dan bisa terus ditingkatkan,” lanjut dia. Muhammadun menjelaskan pentingnya pemanfaatan media sosial sebagai ruang terbuka untuk berbagi gagasan dan memperluas partisipasi masyarakat dalam memajukan kualitas demokrasi. “Di era digital dan di Tengah iklim demokrasi, semua orang bisa berbicara dan berpartisipasi aktif, bahkan tanpa sekat. Kader-kader Fatayat dapat ambil bagian untuk membawa ruang percakapan seputar demokrasi itu betul-betul sehat dan produktif,” jelasnya. Sementara itu Dian Fahlevi menyampaikan kontribusi perempuan dalam ruang-ruang sosial dan politik di era digital. Ia menyampaikan, perempuan punya suara dan pengalaman yang penting untuk didengar di ruang-ruang digital. Komunitas Fatayat NU sering mengajak kader-kadernya aktif berdiskusi dan menulis, agar suara perempuan tidak tenggelam di tengah terang dan gelapnya dunia maya. “Berani menyampaikan gagasan dan sikap secara terbuka adalah kunci memperluas peran serta perempuan, serta membangun rasa percaya diri untuk lebih ikut terlibat langsung dalam isu-isu social maupun kebijakan public,” kata Dian Fahlevi. Paparan dari kedua narasumber menggarisbawahi urgensi literasi digital dan partisipasi yang inklusif, sebagai modal memperkuat demokrasi dan memperluas ruang pemberdayaan perempuan ke depan. Kegiatan ini memberikan ruang belajar, berdiskusi, dan kolaborasi yang produktif di tengah budaya digital yang terus berkembang. (kpujepara)