Berita

Siswa SLTA di Jepara Gelar Pilkatos Serentak

JEPARA – Gaung Pemilihan Umum Kepada Daerah (Pilkada) serentak kini merembet ke Pemilihan Ketua OSIS (Pilkatos) di Kabupaten Jepara. Meski Jepara tidak ikut dalam Pilkada serentak pada 2015 ini, namun tahun ini akan ada pemilihan serentak untuk memilih ketua OSIS Sekolah Lanjutan Tingkat  Atas (SLTA). Pilkatos serentak yang pemungutannya memilih tanggal 27 Agustus 2015 merupakan gagasan dan bersama antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jepara, Dinas Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) serta Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jepara. Saat ini KPU Jepara sudah memulai melakukan bimbingan teknis (bimtek) terkait tata cara pelaksanaan Pilkatos serentak. Jumat (7/8) lalu, KPU Kabupaten Jepara telah memberikan bimbingan teknis siswa Madrasah Aliah (MA) se Kabupaten Jepara yang diisi angota KPU Jepara Subchan Zuhri. Sedangkan bimtek untuk siswa SMA/SMK di bawah naungan Disdikpora dilaksanakan pada Senin (10/8) yang diisi komisioner KPU Jepara Anik Sholihatun. Pilkatos serentak tingkat SLTA ini oleh KPU Jepara diklaim merupakan program yang kali pertama dilakukan di Indonesia. “Selama ini sekolah-sekolah memang sudah rutin tiap tahun menyelenggarakan Pilkatos. Tapi untuk yang Pilkatos serentak ini adalah program baru, dan mungkin yang pertama di Indonesia,” ungkap Subchan. Dalam petunjuk pelaksana tata cara Pilkatos serentak ini, KPU merancang jadwal dan tahapan Pilkatos selayaknya pemilihan umum. Ada 10 tahapan Pilkatos yang mesti dilakukan panitia pelaksana Pilkatos. Mulai dari pembentukan penyelenggara, sosialisasi, pemutakhiran data pemilih, pencalonan, kampanye, pemantauan, ada juga tahap masa tenang, kemudian pemungutan suara, penghitungan suara, rekapitulasi penghitungan suara, penetapan calon terpilih, sampai pada  tahap pelantikan ketua OSIS. Penyelenggaraan Pilkatos serentak tingkat SLTA ini, lanjutnya, merupakan program pendidikan politik bagi pemilih pemula. Diharapkan pula dapat meningkatkan pemahaman maupun kesadaran dalam praktik berdemokrasi secara benar  di lingkungan sekolah. ”Yang selanjutnya kami ingin menyiapkan pemilih pemula yang cerdas dan berkualitas dan membangkitkan semangat partisipasi dalam setiap even-even pemilu di Jepara,” tandasnya. Sementara itu, Kepala Kemenag Jepara Muhdi, menyampaikan bahwa pihaknya apresiasi dengan program KPU dalam pendidikan politik bagi anak-anak sekolah ini. “Kami berharap, ini (Pilkatos) menjadi tempat untuk belajar siswa, yang kedepan bisa jadi para siswa ini ada yang menjadi penyelenggara pemilu,” katanya saat sambutan. Pengalaman siswa dalam menyelenggarakan Pilkatos dengan didesain seperti pemilihan umum ini akan sangat bermanfaat di kemudia hari. Kemenag juga menghibau agar sekolah mampu menjalankan program Pilkatos serentak ini dengan maksimal. Hal yang sama disampaikan Sekretaris Disdikpora, Ali Maftuh bahwa penyelenggaraan Pilkatos serentak bagi siswa SLTA ini menjadi investasi jangka panjang untuk menyiapkan gerenasi yang demokratis. “Saya berharap, 20 tahun yang akan datang, di antara yang hadir di aula ini (bimtek) ada yang menjadi bupati. Paling tidak mereka (siswa) yang  akan mengantikan kita saat ini,” ungkapnya. (admin)  

Siswa SLTA di Jepara Gelar Pilkatos Serentak

JEPARA – Gaung Pemilihan Umum Kepada Daerah (Pilkada) serentak kini merembet ke Pemilihan Ketua OSIS (Pilkatos) di Kabupaten Jepara. Meski Jepara tidak ikut dalam Pilkada serentak pada 2015 ini, namun tahun ini akan ada pemilihan serentak untuk memilih ketua OSIS Sekolah Lanjutan Tingkat  Atas (SLTA). Pilkatos serentak yang pemungutannya memilih tanggal 27 Agustus 2015 merupakan gagasan dan bersama antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jepara, Dinas Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) serta Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jepara. Saat ini KPU Jepara sudah memulai melakukan bimbingan teknis (bimtek) terkait tata cara pelaksanaan Pilkatos serentak. Jumat (7/8) lalu, KPU Kabupaten Jepara telah memberikan bimbingan teknis siswa Madrasah Aliah (MA) se Kabupaten Jepara yang diisi angota KPU Jepara Subchan Zuhri. Sedangkan bimtek untuk siswa SMA/SMK di bawah naungan Disdikpora dilaksanakan pada Senin (10/8) yang diisi komisioner KPU Jepara Anik Sholihatun. Pilkatos serentak tingkat SLTA ini oleh KPU Jepara diklaim merupakan program yang kali pertama dilakukan di Indonesia. “Selama ini sekolah-sekolah memang sudah rutin tiap tahun menyelenggarakan Pilkatos. Tapi untuk yang Pilkatos serentak ini adalah program baru, dan mungkin yang pertama di Indonesia,” ungkap Subchan. Dalam petunjuk pelaksana tata cara Pilkatos serentak ini, KPU merancang jadwal dan tahapan Pilkatos selayaknya pemilihan umum. Ada 10 tahapan Pilkatos yang mesti dilakukan panitia pelaksana Pilkatos. Mulai dari pembentukan penyelenggara, sosialisasi, pemutakhiran data pemilih, pencalonan, kampanye, pemantauan, ada juga tahap masa tenang, kemudian pemungutan suara, penghitungan suara, rekapitulasi penghitungan suara, penetapan calon terpilih, sampai pada  tahap pelantikan ketua OSIS. Penyelenggaraan Pilkatos serentak tingkat SLTA ini, lanjutnya, merupakan program pendidikan politik bagi pemilih pemula. Diharapkan pula dapat meningkatkan pemahaman maupun kesadaran dalam praktik berdemokrasi secara benar  di lingkungan sekolah. ”Yang selanjutnya kami ingin menyiapkan pemilih pemula yang cerdas dan berkualitas dan membangkitkan semangat partisipasi dalam setiap even-even pemilu di Jepara,” tandasnya. Sementara itu, Kepala Kemenag Jepara Muhdi, menyampaikan bahwa pihaknya apresiasi dengan program KPU dalam pendidikan politik bagi anak-anak sekolah ini. “Kami berharap, ini (Pilkatos) menjadi tempat untuk belajar siswa, yang kedepan bisa jadi para siswa ini ada yang menjadi penyelenggara pemilu,” katanya saat sambutan. Pengalaman siswa dalam menyelenggarakan Pilkatos dengan didesain seperti pemilihan umum ini akan sangat bermanfaat di kemudia hari. Kemenag juga menghibau agar sekolah mampu menjalankan program Pilkatos serentak ini dengan maksimal. Hal yang sama disampaikan Sekretaris Disdikpora, Ali Maftuh bahwa penyelenggaraan Pilkatos serentak bagi siswa SLTA ini menjadi investasi jangka panjang untuk menyiapkan gerenasi yang demokratis. “Saya berharap, 20 tahun yang akan datang, di antara yang hadir di aula ini (bimtek) ada yang menjadi bupati. Paling tidak mereka (siswa) yang  akan mengantikan kita saat ini,” ungkapnya. (admin)

Pilkatos Serentak Tak Mengganggu Pembelajaran

JEPARA – Pemilihan Ketua OSIS (Pilkatos) serentak tingkat SMA, SMK dan MA se Kabupaten Jepara, Kamis (27/8/2015), terselenggara dengan lancar. Sejumlah sekolah mampu menyelenggarakan Pilkatos tanpa meliburkan siswanya. Pilkatos serentak ini merupakan program kerjasama antara KPU Kabupaten Jepara, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora), serta Kantor Kementrian Agama Jepara ini. Bahkan,  Disdikpora Kabupaten Jepara telah mencanangkan pada 27 Agustus ini sebagai hari OSIS. Pilkatos serentak itu terselenggara di hampir semua sekolah tingkat SLTA. Di Kabupaten Jepara ada 22 SMA, 42 SMK, dan 63 MA. Sebagian kecil di antara sekolah yang belum menyelenggarakan Pilkatos serentak pada 27 Agustus tersebut dikarenakan masa jabatan pengurus OSIS masih lama. Pilkatos serentak di tingkat SLTA ini digagas sebagai upaya memberikan pendidikan politik bagi pemilih pemula. Para siswa SLTA ini dalam waktu dekat akan menjadi pemilih dalam pemilu. Bahkan saat ini beberapa siswa sudah berusia 17 tahun. Ketua KPU Kabupaten Jepara M Haidar Fitri SH, mengatakan, dengan terselenggaranya Pilkatos serentak ini akan menjadi pengalaman bagi para siswa. Tidak hanya menyiapkan sebagai pemilih yang cerdas, namun para siswa ini juga dapat menjadi penyelenggara pemilu yang berkualitas di masa yang akan datang. Sementara itu, penyelenggaraan Pilkatos di masing-masing sekolah berjalan lancar. Tiap-tiap sekolah punya mekanisme yang bervariasi untuk menggelar pesta demokrasi di tingkat sekolah ini. Di SMA N 1 Jepara, Pilkatos terselenggara tanpa menggangu jam pembelajaran. Pemungutan suara dilaksanakan di satu TPS. Pemilih memberikan hak suaranya secara bergantian setiap kelasnya. Hal yang sama dilakukan di SMA N 1 Tahunan, SMA N1 Pecangaan, SMK N 1 Kalinyamatan, SMA N 1 Mlonggo dan sekolah lainnya. Namun berbeda dengan di SMA N 1 Bangsri yang mendirikan tiga TPS sehingga siswanya tanpa harus menungu lama untutk memberikan suaranya. Kepala SMA N 1 Jepara, Udik Agus DW sangat mengapresiasi pelaksanaan Pilkatos serentak ini. Bahkan pihaknya akan menindaklanjuti kerjasama dengan KPU dalam pendidikan politik dan demokrasi di sekolahnya. Dalam sistem pemilihan ketua, masing-masing sekolah juga punya sistem yang berbeda. Ada yang dengan menggunakan sistem paket ketua dan wakil ketua, ada yang hanya memilih ketua.  Sedangkan di MA Darul Hikmah Menganti,  calon yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai ketua, sedangkan calon dengan suara nomor dua ditetapkan menjadi wakil ketua. KPU Jepara berharap, sukses pelaksanaan Pilkatos serentak tahun ini akan berlanjut pada Pilkatos serentak tahun depan dan seterusnya. (hupmas)

Pilkatos Serentak Tak Mengganggu Pembelajaran

JEPARA – Pemilihan Ketua OSIS (Pilkatos) serentak tingkat SMA, SMK dan MA se Kabupaten Jepara, Kamis (27/8/2015), terselenggara dengan lancar. Sejumlah sekolah mampu menyelenggarakan Pilkatos tanpa meliburkan siswanya. Pilkatos serentak ini merupakan program kerjasama antara KPU Kabupaten Jepara, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora), serta Kantor Kementrian Agama Jepara ini. Bahkan,  Disdikpora Kabupaten Jepara telah mencanangkan pada 27 Agustus ini sebagai hari OSIS. Pilkatos serentak itu terselenggara di hampir semua sekolah tingkat SLTA. Di Kabupaten Jepara ada 22 SMA, 42 SMK, dan 63 MA. Sebagian kecil di antara sekolah yang belum menyelenggarakan Pilkatos serentak pada 27 Agustus tersebut dikarenakan masa jabatan pengurus OSIS masih lama. Pilkatos serentak di tingkat SLTA ini digagas sebagai upaya memberikan pendidikan politik bagi pemilih pemula. Para siswa SLTA ini dalam waktu dekat akan menjadi pemilih dalam pemilu. Bahkan saat ini beberapa siswa sudah berusia 17 tahun. Ketua KPU Kabupaten Jepara M Haidar Fitri SH, mengatakan, dengan terselenggaranya Pilkatos serentak ini akan menjadi pengalaman bagi para siswa. Tidak hanya menyiapkan sebagai pemilih yang cerdas, namun para siswa ini juga dapat menjadi penyelenggara pemilu yang berkualitas di masa yang akan datang. Sementara itu, penyelenggaraan Pilkatos di masing-masing sekolah berjalan lancar. Tiap-tiap sekolah punya mekanisme yang bervariasi untuk menggelar pesta demokrasi di tingkat sekolah ini. Di SMA N 1 Jepara, Pilkatos terselenggara tanpa menggangu jam pembelajaran. Pemungutan suara dilaksanakan di satu TPS. Pemilih memberikan hak suaranya secara bergantian setiap kelasnya. Hal yang sama dilakukan di SMA N 1 Tahunan, SMA N1 Pecangaan, SMK N 1 Kalinyamatan, SMA N 1 Mlonggo dan sekolah lainnya. Namun berbeda dengan di SMA N 1 Bangsri yang mendirikan tiga TPS sehingga siswanya tanpa harus menungu lama untutk memberikan suaranya. Kepala SMA N 1 Jepara, Udik Agus DW sangat mengapresiasi pelaksanaan Pilkatos serentak ini. Bahkan pihaknya akan menindaklanjuti kerjasama dengan KPU dalam pendidikan politik dan demokrasi di sekolahnya. Dalam sistem pemilihan ketua, masing-masing sekolah juga punya sistem yang berbeda. Ada yang dengan menggunakan sistem paket ketua dan wakil ketua, ada yang hanya memilih ketua.  Sedangkan di MA Darul Hikmah Menganti,  calon yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai ketua, sedangkan calon dengan suara nomor dua ditetapkan menjadi wakil ketua. KPU Jepara berharap, sukses pelaksanaan Pilkatos serentak tahun ini akan berlanjut pada Pilkatos serentak tahun depan dan seterusnya. (hupmas)

Pendidikan Politik Dirintis dari Kampus

Jepara – Meski peguruan tinggi bukan lembaga politik, namun kampus dapat berperan menjadi ladang pendidikan politik. Dinamika organisasi di dalam perguruan tinggi, telah mencerminkan sebuah negara dengan berbagai infrastruktur dan supra sutrukturnya. Mengelola sebuah perguruan tinggi, sebagaimana disampaikan wakil rektor III UNISNU Jepara Ir. H Mustofa Muhtar tidak jauh beda dengan mengelola sebuah negara. “Dinamika di dalam perguruan tinggi sudah mencerminkan miniature sebuah Negara. Ada presiden mahasiswanya, ada Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Mereka dipilih juga melalui sebuah pemilihan umum yang juga diselenggarakan oleh penyelenggara pemilu semacam KPU,” kata Mustofa saat menerima menerima audiensi angota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jepara belum lama ini. Mustofa, yang juga adik kandung Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Nahdlotul Ulama (YAPTINU) Jepara, Ali Irfan Muhtar, menambahkan jika di UNISNU dinamika (perpolitikan) sudah berjalan baik. Mahasiswa telah menjalankan peranannya dalam menghidupkan atmosfir keorgnisasian di sela-sela kewajibannya mengikuti mata kuliah. Dalam menerima audiensi KPU tesebut, Mustofa didampingi Warek I, Dr. Saadullah Assaidi MSi, Warek II, Drs. Hendro Martojo, MM dan Biro Kemahasiswaan Nurrohman. Sementara dari KPU Jepara yang ikut beraudiensi M Haidar Fitri, Anik Sholihatun, Subchan Zuhri, serta diikuti Kasubbag Umum Bahar dan dua staf dari secretariat KPU Jepara. Dalam pertemuan itu, Ketua KPU M Haidar Fitri menyampaikan, bahwa dalam rangka melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, KPU berharap dapat kerjasama dengan berbagai stake holder, utamanya kalangan perguruan tinggi. “Keberadaan UNISNU di Jepara diharapkan dapat turut memperbaiki kualitas pemilih pemilu demi terciptanya demokrasi yang substansial. Kampus punya peranan strategis untuk menjadi ladang pendidikan politik bagi masyarakat dan khususnya bagi mahasiswanya,” ungkapnya. Divisi Sosialisasi, Pengembangan SDM, Data dan Informasi KPU Jepara Subchan Zuhri turut menambahkan, bahwa pihak pimpinan kampus perlu memberikan ruang dan fasilitas yang cukup mendukung tumbuhnya dinamika keorganisasian di kalangan mahasiswa. Jika mahasiswa sudah terbiasa untuk menjalankan nilai-nilai demokrasi di dalam kampusnya, maka ke depan diharapkan akan tercipta kelas masyarakat yang mampu menjalankan semangat demokrasi di dalam masyarakat. “Harapan kita ke depan adalah para mahasiswa ini menjadi agen-agen demokrasi untuk memperbaiki kualitas demokrasi di negeri ini,” tambahnya. Subchan mengatakan, kalangan terdidik dalam hal ini mahasiswa dan seluruh civitas akademika di sebuah perguruan tinggi harus menjadi teladan dalam berpartisipasi di setiap penyelengaraan pemilu. Partisipasi, lanjutnya, juga perlu diwujudkan pasca pemilu. Yakni dengan mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah dan wakil-wakil rakyat yang sudah dihasilkan pada saat pemilu. Anggota komisioner KPU Jepara Anik Sholihatun mengungkapkan bahwa dalam serangkaian audiensi dengan sejumlah stake holder ini, ada hal yang menggembirakan saat beraudiensi dengan pimpinan UNINSU. “Ada kesepahaman  yang sama antara KPU dan UNISNU dalam mengikis problem politik di masyarakat. Kampus menjadi salah satu gerbong untuk memperbaki kualitas pemilu dan mencari solusi dari berbagai problemnya,” terangnya. Sementara itu, Warek II Hendro Martojo yang juga mantan Bupati Jepara dua periode ini juga apresiasi atas usaha yang dilakukan KPU Jepara dalam memperbaiki kualitas pemilih dan demokrasi. “Pemilu adalah berbicara sebuah proses dan hasil dari pada sistem demokrasi. Kita harus bergerak dalam tupoksi masing-masing untuk mengikis problem politik itu,” tandasnya. (redaksi KPU Jpr)

2017 KPU Gelar Pemilihan Bupati Jepara

Pemilihan bupati dan wakil bupati di Kabupaten Jepara dapat dipastikan akan digelar pada Februari 2017. Kepastian itu sebagaimana ditegaskan dalam hasil revisi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota, dimana pilkada serentak dilaksanakan dalam tiga tahap. Yakni Desember 2015, Februari 2017 dan Juni 2018. Terkait dengan pelaksanaan pemilihan bupati dan wakil bupati di Jepara yang dilangsungkan secara langsung ini, KPU akan mengikuti pelaksanaan pilkada serentak tahap kedua,yakni Februari 2017. Sebab akhir masa jabatan (AMJ) bupati dan wakil bupati saat ini jatuh pada 10 April 2017. Dalam revisi UU Pilkada tersebut, perubahan substansial lainnya adalah pengajuan calon yang kembali dengan sistem paket, yakni bupati dan wakil bupati. Sebelumnya dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, pencalonan kepala daerah hanya gubernur, bupati atau walikota saja. Partai politik atau habungan partai politik dapat mengajukan pasangan calon bupati dan wakil bupati dengan syarat mempunyai sedikitnya 20 persen kursi di DPRD atau dengan dukungan parpol/gabungan parpol yang memperoleh jumlah suara minimal 25 persen pada pemilu 2014. Sedangkan untuk calon perseorangan, Jepara yang masuk kategori kabupaten dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta, calon harus mendapatkan dukungan minimal 6,5 persen dari jumlah penduduk.